Tak perlu panik, tak perlu gusar ini adalah kejadian yg terpola. Kapan meletuspun Gunung itu memberikan kode yg cukup jelas walau masing-masing gunung punya karakter khasnya. Gunung Merapi beda dan gunung Agung juga beda.
Saya ingin mengajak saudara semua bukan untuk berbicara vulkanologi atau urusan mitigasi yg sudah ada petugas yg jelas untuk itu. Namun untuk melihat-lihat perspektif yg berbeda menambahkan perspektif-perspektif lain yg telah ditulis sebelumnya. Walau saya bukan ahli dunia yg sy share ini namun sy mengkompilasi dari bbrp sumber saya yg sakti2, hebat2 namun tak mau share apa yg telah ditemukan mrk dan kala sy minta ijin menuliskan, mrk mengiyakan.
Singkat cerita dimulai dgn prolog; Gunung Agung adl.tempat Parahyangan yg sangat suci dan sakral para Dewata-Dewati. Tempat pertemuan suci dunia niskala dimana Sanghyang Jagatnatha (Sanghyang Brahma Giri Wisesa) berstana, yg diistilahkan dlm dunia corporate posisi Beliau sbg COO – chief operating officernya dunia. Kalau CEO – Chief executive officer nya adalah Sanghyang Shiwa Pasopati Wakil Sanghyang Tunggal; Ida Sanghyang Widhi Wasa yg berstana di Gunung Semeru – Lumajang.
Teman-teman kita ini setelah lewat komunikasi mrk yg intens (mungkin juga membuat deal) dengan Beliau yg kuasa meyakinkan bahwa tak akan ada letusan besar dari perhelatan yg ada. Mrk sungguh yakin itu. Disampaikan memang ada perhelatan besar di dunia niskala namun tak dibuka perhelatan spt apa.
Namun permintaannya dengan syarat dan peringatan. Lebih lanjut disampaikan bahwa sudah sangat urgent alam ini menginginkan partisipasi manusia-manusia penghuninya agar lebih tepekur khusuk dan sadar diri untuk sujud yg lebih mendalam memohon kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, Ida Sanghyang Widhi Wasa bukan kepada yg lain.
Diingatkan bahwa semua manusia itu sama. Leluhurnya yg paling luhur adl sama. Sudah saatnya kembali ke dasar yg paling dasar untuk ingat akan asal mulanya manusia dan kembali sujud menyatukan rasa kepadaNya. Hanya kepadaNya. Itu adalah syarat yg diberikan agar terhindar dari ancaman kompleks dari kode Gunung Agung tersebut. Memang masih misteri sebenarnya, tapi tak kuasa menanyakan detail, apa yg terjadi jikalau manusia gagal melakukan konsolidasi ini ?
Itu versi satu. Versi yg lain yg tak kalah menariknya dari kelompok yg sy anggap tak kalah “saktinya” menyatakan bahwa meletusnya Gunung Agung akan tak terhindarkan. Namun seberapa kalibernya atau magnitudenya…Hyang Widhi menentukan. Itu adl perputaran mutlak Utpati – Stiti – Pralina untuk keseimbangan alam. Manusia harus mengiklaskan ini. Terlalu egois kalau mau enaknya dgn perspektif sempit kemanusiaan sesaat tak memahami perputaran alam yg dilambangkan dgn warna tri datu Merah – Hitam – Putih itu. Kalau yakin Tuhan Maha Bijaksana dan Maha Penyayang, tak perlu mengatur-atur Tuhan. Sbg etika hambaNya cukup memohon kerahayuan, memohon pencerahan dan keharmonisan pikir, kata dan sikap. So memahami perputaran ini, mari kita menghindari dampak letusan dgn pola sesuai pengetahuan yg ada shg tak terjadi bencana.
Lebih jauh disampaikan selain masalah perputaran alam adl mutlak; meletusnya Gunung Agung disebutkan sbg bahasa kode bahwa ini adalah Gong bagi para Dewata dan Leluhur untuk memulai perhelatan agung.
Perhelatan yg merupakan maha karya, karya agung memasuki persiapan penciptaan peradaban baru. Yg menarik disampaikan, wao…dikatakan Kaliyuga atau Jaman Besi akan segera berakhir. Akan secara bertransisi segera masuk ke Jaman Emas atau Satya Yuga.
Siap-siaplah para bromocorah dan preman jahat kehidupan untuk mendapatkan ganjarannya segera krn nanti bukanlah dunianya. Kepemimpinan akan beralih kpd orang-orang yg baik. Kalau di jaman Kaliyuga dikatakan manusia tak baik 75 % maka akan menuju kebalikannya bahwa manusia baik akan bertambah banyak scr signifikan.
Diharapkan oleh teman-teman sy yg sakti itu agar manusia-manusia yg sadar untuk segera bertobat. Membersihkan dirinya untuk menyongsong jaman ini. Dikatakan akan banyak peristiwa-peristiwa mengejutkan dalam waktu dekat di semua dimensi. Politik, sosial, ekonomi, budaya dan spiritual….deg-degan juga mendengar ini. So let us see…hanya Hyang Widhi yg tahu pasti begitu kata hati pembaca dan demikian juga saya.
Yang sadar untuk tetap tepekur di dalam doa. Rahayu rahayu rahayu…
Oleh: Ida Rsi Acarya Waisnawa Agni Budha Wisesanatha
Gallery on Facebook
PANDANGAN SPIRITUALIS THD REAKSI GUNUNG AGUNG